Waterpark
merupakan Wahana berlibur, bermain air dan berenang. Didalam perjalanan
operasionalnya, Kecelakaan di kolam renang (Waterpark) dapat terjadi pada semua
orang atau pengunjung, baik yang sudah bisa berenang apalagi yang belum bisa
berenang. Salah satu jenis kecelakaan yang sering terjadi di kolam renang
(Waterpark) adalah tenggelam dan merupakan salah satu risiko terbesar dalam
aktivitas renang atau bermain di kolam renang. Berawal dari kegiatan berenang
ini terjadi kemungkinan cedera, kram, tenggelam hingga sampai pada kematian.
Mengurangi kemungkinan tenggelam atau jenis cedera air lainnya merupakan
tanggung jawab bersama antara Operator Wahana (PT), Management Waterpark, orang
tua, orang dewasa, dan lifeguard.
Namun demikian dengan dibekali pelatihan kemampuan dan pengetahuan keamanan dan
penyelamatan merupakan sebuah tindakan bijaksana. Mengapa demikian, karena
kecelakaan air seperti tenggelam dapat diatasi dengan standart minimal
penyelamatan yang dimiliki oleh masing-masing individu atau pengawas kolam
(Lifeguard).
Waterpark
adalah salah satu wisata favorit keluarga yang cukup populer di Indonesia. Pada
kenyataannya rekreasi waterpark / berenang ini diikuti oleh banyak orang mulai
anak-anak, dewasa, bahkan orang tua laki maupun perempuan. Oleh karena itu
Management harus merencanakan sebuah langkah antisipasi akan keadaan bahaya
dalam olahraga berenang (rekreasi waterpark).
Beberapa
kasus menggambarkan kejadian tenggelam akibat pengawasan yang lemah, fasilitas
yang kurang memadai, peraturan atau peringatan yang diabaikan oleh pengunjung
itu sendiri dan yang paling penting karena kegagalan dalam penanganan kasus
darurat dalam kecelakaan di dalam air. Melihat dari beberapa kasus di
Waterpark.Ada banyak hal yang perlu di perhatikan dan dihindari oleh pengunjung
ketika sedang berada di kolam renang (waterpark) antara lain bersenda gurau
saat berenang, berenang di tempat yang dalam padahal keterampilan berenangnya
rendah, berenang di kolam dalam tanpa pengawasan dari pendamping. Alasan
terakhir inilah yang kemudian diketahui menjadi penyebab tidak diketahuinya
korban tenggelam di kolam dengan kedalaman 2.8 meter (kolam ombak/Wave pool),
Tidak ada pendamping yang mengikuti dan mengawasi terdekat maupun life guard. Kasus kedua ini lebih
komplek penyebabnya, yaitu anak yang bersangkutan bermain di kolam anak (Kiddy
pool) karena makan berlebihan dan tersendak mengakibatkan sulit bernapas,
panik, tidak ada pengawasan. selanjutnya yang mengakibatkan kematian disaat
bermain body slide, terutama karena pengunjung sulit diatur atau pengawas kolam
(lifeguard) meninggalkan tempat tugasnya, dapat mengakibatkan benturan atau
tabrakan di saat meluncur atau jatuh di kolam (landing pool). Bagaimanapun
tenggelam dalam waktu lebih dari 5 menit memiliki tingkat risiko kematian yang
tinggi. Demikian pula dengan waktu pertolongan pertama yang cepat dan tepat,
akan sangat membantu proses pengeluaran air di dalam paru-paru dan dengan tepat
diberi tindakan untuk merangsang kesadaran. Misalnya dengan memiringkan tubuh
korban dan menepuk bagian punggung.
Berdasarkan
analisis situasi di atas dapat disimpulkan bahwa hampir setiap
hari
jumlah pengunjung waterpark selalu banyak. Dengan asumsi data-data di atas
maka, peran life guard atau pengawas
kolam renang (waterpark) yang merupakan salah satu komponen penting dalam
keberadaan sebuah Waterpark sangat mutlak dibutuhkan dalam rangka memberi
pelayanan, kenyamanan dan rasa aman terhadap pengunjung waterpark.
Oleh karena
itu, Pemilik usaha waterpark/kolam renang sangat penting melaksanakan ”pelatihan keterampilan dasar-dasar keamanan
bagi pengawas kolam renang (life guard)”,
yang diharapkan mampu mengakomodir dan mengatasi berbagai permasalahan dan
fenomena tenggelam yang terjadi di wahana Waterpark. Selanjutnya memberikan
pembekalan kepada pengawas kolam renang (lifeguard) di tempat
rekreasi/Waterpark agar menguasai teknik – teknik penyelamatan di kolam renang
(waterpark)
Hubungi Kami :
WA : 0812 6622 9769
duniamandirikonsultan@gmail.com